Laman

Selasa, 21 Mei 2013

Destinasi Wisata Pulau Payung

Pulau Payung bentuknya tidaklah seperti namanya, pulau yang berada di kepulauan seribu ini memiliki eksotika keindahan terumbu karang dengan daerah yang cukup luas. Penduduk Pulau payung tidaklah banyak, keramahan masyarakatnya dapat manjadikan pulau ini sebagai alternatif tujuan wisata di  kepulauan seribu, di luar pulau-pulau lainnya.

 Pada Saat ini sudah terdapat sejumlah rumah penduduk  mulai disewakan kepada wisatawan yang sengaja hendak berlibur dan menginap di Pulau Payung. Tarif menginap tak jauh beda dengan Pulau Tidung. Beberapa jasa travel mulai bekerjasama dengan penduduk di sini. “Jumlah penginapan kurang lebih 4 buah,” terangnya. Ke depan Salim berharap wisatawan yang berkunjung bisa terus meningkat dan tentu saja itu makin menambah berkah ekonomi warga Pulau Payung.

 Seiring kian populernya pulau tidung berdampak baik dengan perkembangan wisata Pulau payung, pulau seluas 20 hektar ini kian diminati wisatawan untuk dikunjungi, khususnya di akhir minggu dan libur panjang. “Lebaran kemarin, pengunjung yang datang ke sini sekitar 500 orang,” tutur Salim (31 tahun), warga Pulau Payung, Senin (5/09).
Kebanyakan mereka yang datang ke pulau bependuduk sekitar 150 jiwa itu wisatawan dengan tujuan utama Pulau Tidung yang setiap akhir minggunya dibanjiri ribuan pengunjung. Dari Pulau Tidung, Pulau Payung bisa ditempuh sekira 20 menit menggunakan kapal tradisional. Dari atas Jembatan Cinta, ikon wisata Pulau Tidung, pulau Payung nampak terlihat.
Selam dangkal (snorkeling) adalah aktivitas yang paling sering dilakukan di pulau itu. Kegiatan itu banyak disediakan penyedia jasa wisata yang didirikan putera pulau atau dari luar pulau sebagai paket wisata ke Pulau Tidung.
Wisatawan biasa melihat panorama bawah laut di sekitar gudus, gundukan batu dan koral yang mengitari Pulau Payung. “Snorkeling di Pulau Payung bagus banget,” kata Nadhifa Ramadhani asal Jakarta dalam kicauan di jejaring sosialnya, Senin (5/09). Sayangnya, kata Nadhifa, kondisi sebagian terumbu karang di pulau yang masuk wilayah Kelurahan Tidung itu rusak dan mati.
Usai selam dangkal, wisatawan “naik ke darat” mengunjungi pulau untuk melepas penat atau mengisi perut dengan panganan yang disediakan para penjual makanan dan minuman yang berjejer tak jauh dari pelabuhan. Sebagian ibu-ibu membuka warung dadakan dengan membuat tenda.
Selain itu, wisatawan juga biasa berlama-lama menghabiskan waktu di di pinggir pantai berpasir putih atau mengambil gambar yang lokasinya juga tak jauh dari pelabuhan utama. Lokasi itu makin menarik lantaran ditumbuhi pohon cemara di sepanjang pesisir pantai.
Bagi Salim dan kebanyakan penduduk Pulau Payung, kehadiran wisatawan itu sangat dirasakan mendongkrak pendapatan mereka yang umumnya berprofesi sebagai nelayan. Kapal-kapal nelayan yang biasa mereka gunakan memancing kini lebih banyak dimanfaatkan untuk disewakan kepada wisatawan yang hendak selam dangkal di sekitar pulau atau di pulau-pulau lain seperti Tidung Kecil, Air, atau Karang Beras. “Hasilnya sudah pasti ketimbang memancing. Apalagi sekarang ini ikan juga susah didapat,” Kata pemilik tiga kapal tradisional ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar